Mengurangi Screen Time pada Anak

Oleh: Fachri Tanjung. 

Persoalan kecil yang tidak segera diselesaikan pada waktunya akan menjadi persoalan besar dan tidak mudah untuk diselesaikan. Salah satu contohnya dalam keluarga adalah persoalan interaksi anak dengan gadget. Boleh jadi interaksi anak dengan gadget awalnya terdorong oleh kebutuhan terdesak situasi atau hanya untuk keperluan sesekali saja. Namun lama-kelamaan anak menjadi keasyikan ber-gadget ria hingga sampai pada kondisi sulit untuk dibatasi. Anak marah atau menangis jika dilarang bermain gadget. Jika sampai pada kondisi seperti ini akan berdampak buruk pada masa depan anak dan keluarga itu sendiri. Maka sebelum persoalan pengunaan gadget pada anak ini menjadi lebih besar segeralah lakukan penanganannya.

Beberapa kajian mengatakan bahwa anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya di depan layar (screen time), perkembangan dan masa depannya dalam kondisi yang membahayakan. Berbahaya bukan hanya untuk perkembangan fisik saja, namun juga perkembangan mentalitas dan kecerdasan sosial anak dalam berinteraksi dengan orang lain.

Leslie Moreschi, Direktur Eksekutif Meerilinga Young Children’s Foundation Australia, mengatakan anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar gadget dapat kehilangan kesempatan untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia yang lain.”Jika anak-anak lebih sering menunduk melihat gadget mereka bisa kehilangan kepercayaan diri untuk menatap dan berinteraksi dengan orang lain,” kata Moreschi. “Lebih jauh mereka kehilangan pelukan, kasih sayang dan interaksi emosional yang positif dari orang lain.

Mereka kehilangan kesempatan membangun rasa persahabatan dan rasa memiliki teman dalam kehidupan nyata. Hal ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan rasa isolasi sosial dalam kehidupan anak,” katanya.
Orang tua yang sibuk kadang secara sengaja menggunakan screen time sebagai babysitter yang dapat menenangkan anaknya. Padahal ini malah membuat berkurangnya interaksi verbal dan fisik yang pada gilirannya memberikan kontribusi nyata pada permasalahan yang lebih besar di kemudian hari.

Berbagai permasalahan yang dihadapi para orangtua dalam pengasuhan anak akhir-akhir ini juga tidak terlepas dari screen time yang tidak terkendali. Sebut saja persoalan anak yang tidak mau makan, tidak mau tidur, tidak mau menyelesaikan pekerjaan rumah, ada hubungannya dengan screen time yang terlalu berlebihan.

Batasan screen time
Pada batasan apa screen time pada anak dikatakan berlebihan? American Academy of Pediatrics (APP) sebuah lembaga kajian perkembangan anak di Amerika membuat batasan screen time berdasarkan 3 kategori usia yaitu usia bayi (anak usia dibawah 2 tahun), usia balita (anak usia 2 hingga 5 tahun) dan anak-anak usia diatas 5 tahun.

Pada bayi usia dibawah 2 tahun APP merekomendasikan anak sama sekali tidak diperkenankan berinteraksi dengan layar gadget. Ini adalah fase zero screen time. Pada usia ini adalah fase terpenting perkembangan otak, kesehatan dan psikologis anak. Juga tidak kalah penting usia ini adalah fase pembangunan ikatan emosional anak dengan ibunya. Waktu menyusui adalah waktu yang baik bagi seorang anak membangun ikatan emosional dengan ibunya. Setiap sentuhan dan kontak mata si bayi dengan ibunya saat menyusui memberikan dampak yang kuat pada perkembangan psikologis dan ikatan emosional anak dengan ibunya.

Pandangan dan sentuhan anak dengan ibunya pada saat menyusui akan memberikan rasa nyaman pada anaknya. Sebaliknya seorang ibu yang menyusui anaknya sambil menggunakan gadget akan memberikan dampak tidak nyaman dan tidak terbangunnya ikatan emosional anak dengan ibunya. Anak usia dibawah 2 tahun yang terpapar cahaya dan suara dari layar gadget berpotensi mengalami stres dan gangguan tidur.

Kategori kedua adalah anak usia 2 hingga 5 tahun. Pada fase ini APP merekomendasikan screen time pada batas yang minimum. Batasannya adalah secara kumulatif tidak lebih dari satu jam per hari. Aktifitas offline dan tatap muka menjadi yang utama. Jika pun anak menggunakan gadget pastikan konten yang diakses adalah bermanfaat dan menunjang perkembangan si anak. Misal tayangan edukasi mengenal benda, hewan, warna, bentuk atau merangsang anak mengucap kata-kata. Atau dapat pula digunakan sebagai sarana anak berlatih berinteraksi dengan orang lain. Dengan aplikasi panggilan video misalnya. Anak bisa belajar menyapa kakek, nenek atau anggota keluarga yang lainnya. Orangtua dapat menjadikan percakapan dalam panggilan video tersebut sebagai sarana anak belajar mengingat dengan cara orangtua menanyakan kembali apa yang tadi dibincangkan oleh nenek atau kakeknya.

Kategori ketiga adalah anak usia diatas 5 tahun. Pada usia ini meski membolehkan penggunaan gadget yang lebih longgar, APP menyarankan orangtua mesti memperketat pada aspek konten. Pada usia ini anak sudah dapat mencerna informasi yang didapatnya. Jangan sampai melalui gadget anak mengakses konten yang negatif dan adiktif. Konten yang negatif dan adiktif akan merusak nilai dan karakter baik yang sudah ditanamkan orangtua kepada anaknya. Dampak lainnya juga dapat menghambat proses belajar anak di sekolah. Anak usia 5 tahun keatas yang kecanduan gadget dapat terganggu fokus belajarnya di sekolah maupun di rumah. Kemampuan konsentrasi dan daya tangkap pada suatu materi pelajaran atau informasi akan terganggu.

Mengurangi screen time anak
Bagaimana cara mengurangi screen time anak? Ada tiga langkah yang dapat ditempuh orangtua untuk mengurangi screen time anak.

Langkah pertama adalah kurangi penggunaan gadget oleh anak. Lakukan pengurangan penggunaan gadget oleh anak secara bertahap dan dengan kesepakatan bersama. Jelaskan pada anak bahwa penggunaan gadget olehnya sudah pada batas berlebihan dan dapat berdampak negatif pada dirinya. Sampaikan pula bahwa aktifitas bermain secara fisk lebih mengasyikkan dan bermanfaat positif untuk perkembangan dirinya. Agar menarik, orangtua dapat pula memberi reward sebagai stimulus jika anaknya mampu mengurangi penggunaan gadgetnya.

Langkah kedua yang juga penting adalah pengendalian panggunaan gadget di lingkungan keluarga. Langkah ini sangat penting sekali sebagai pendukung langkah pertama. Orangtua harus mampu menjadi teladan dan rela mengurangi dan membuat aturan main penggunaan gadget di depan anak-anak. Buatlah aturan waktu dan area zero gadget. Misal saat makan, saat pergi, atau bermain bersama atau jua saat mau tidur adalah waktu yang tidak boleh ada penggunaan gadget. Tetapkan juga area zero gadget misal di kamar tidur, di ruang makan atau ruang keluarga. Penggunaan gadget oleh orangtua pada waktu dan area tersebut justru mendorong anak juga ingin menggunakan gadget. Keteladanan dari orangtua dalam membatasi penggunaan gadget pada anak sangat dibutuhkan untuk kesuksesan langkah kedua ini.

Langkah ketiga adalah orangtua dan anak memperbanyak aktifitas interaksi fisik langsung yang menyenangkan (happy time) pada keluarga. Aktifitas yang melibatkan interaksi verbal dan emosional anak dan keluarga secara langsung sebagai ganti aktifitas screen time. Para orangtua setiap harinya harus mengalokasikan waktu dan mendorong anak memperbanyak aktivitas fisik seperti bermain atau interaksi anak dengan orang lainnya. Ada beberapa aktifitas fisik langsung yang dapat dilakukan orangtua bersama anak untuk mengurangi screen time. Aktifitas bersama anak tersebut tidak harus mahal atau ke tempat yang jauh dan memerlukan waktu yang lama. Aktifitas tersebut dapat dilakukan di rumah atau di sekitar rumah. Dengan semakin banyaknya aktifitas happy time bersama keluarga maka anak lebih positif perkembangan dan masa depannya. Berikut beberapa alternatif aktifitas bermain bersama anak yang mudah, murah, menyenangkan dan memiliki dampak yang positif pada perkembangan anak:

Membacakan buku atau bercerita
Membacakan buku atau bercerita kepada anak sangat banyak manfaatnya. Diantaranya dapat meningkatkan kedekatan anak dengan orangtua, mengasah kemampuan menangkap informasi, berimajinasi dan menyimpan memori. Membacakan buku dapat dilakukan kapan saja tidak hanya saat menjelang tidur.

Membuat mainan sederhana
Membuat mainan sederhana untuk anak dari bahan-bahan bekas yang ada di rumah dapat memberikan kesenangan tersendiri pada anak. Anak juga akan terlatih daya kreatifitasnya. Pada sisi yang lain anak akan merasa bangga dengan kemampuan orangtuanya dalam membuat sesuatu.

Bermain di taman
Bermain di taman dapat dilakukan di sekitar rumah. Melalui bermain di taman anak akan mengenal alam terbuka, menghirup udara segar, mengenal tumbuhan dan tentunya berinteraksi dengan orang lain.

Memasak
Memasak bersama di rumah akan menjadi ajang edukasi dan kekompakan keluarga. Anak dapat belajar mengenal dan mengatahui bagaimana proses sebuah makanan dibuat. Pada saat yang sama juga anak dapat dilibatkan atau ditugaskan menyiapkan dan mengolah bahan makanan yang akan dimasak.

Bersepada
Bersepada bersama keluarga selain mudah dan menyehatkan, aktivitas ini dapat menjaga kekompakan keluarga. Melalui aktifitas gowes ini orangtua dapat mengajarkan nilai kebersamaan bagi anak dengan mengatur ritme kecepatan agar selalu tetap bersama atau tidak ada yang terlalu jauh mendahului. Bersepeda dapat dilakukan berkeliling di sekitar tempat tinggal.

Berkebun
Orangtua dapat mencoba mengajak anak untuk menanam bunga, sayur atau buah di halaman rumah. Kegiatan ini selain bernilai edukasi tentang tumbuhan juga dapat mempererat hubungan antar keluarga.
Berenang
Berenang adalah salah satu kegiatan yang jika dilakukan secara bersama-sama orangtua dan anak, selain seru dan menyenangkan juga memberikan dampak pada kebugaran tubuh. Melalui kegiatan renang otot tubuh menjadi aktif bergerak dan terlatih.

Berkunjung ke toko buku atau perpustakaan
Berkunjung ke toko buku atau perpustakaan dapat menjadi sarana menanamkan cinta baca. Kegiatan ini dapat menambah wawasan dan kecintaan anak terhadap ilmu dan pengetahuan.

Pergi ke kebun binatang
Mengenal dan melihat perilaku binatang bisa menjadi aktifitas menyenangkan bagi anak-anak. Apalagi bagi anak yang baru mengenal nama-nama binatang. Berkunjung ke kebun binatang juga dapat menjadi sarana penanaman nilai kepedulian anak terhadap lingkungan dan makhluk hidup lainnya.

Berkunjung ke museum
Mengajak anak berkunjung ke museum terdekat dengan rumah merupakan aktifitas yang seru dan bernilai edukatif. Melalui kunjungan museum orangtua dapat mengenalkan dan mengajarkan anak tentang sejarah, budaya, atau pengetahuan lainnya. Kegiatan ini dapat merangsang kecerdasan kognitif anak dan bonding orangtua melalui aktifitas bercerita.

Bahan Bacaan :

  • Go for 2 & 5 Children’s Week WA to focus on play away from screens http://www.adelaidenow.com.au
  • New screen time rules for kids, by doctors www.cnn.com
  • Ilustrasi: www.psst.ph

 

Comments

comments